Sejarah Penulisan: Dari Zaman Yunani Sampai Abad XX

Pendahuluan
Sejarah modern selama ini dianggap berasal dari eropa, sehingga sejarah historiografi eropa yang paling sering dibicarakan. Selain itu juga menunjukkan pergantian pendekatan, pendekatan retorika, pendekatan sejarah kritis, dan pendekatan ilmu sosial.

Sejarah historiografi eropa akan dilihat sebagai gejala yang terikat oleh waktu (time bound) dan terikat oleh kebudayaan (culture bound) zamannya.

Zaman Yunani dan Romawi
Penulis sejarah dari Yunani yang terkenal adalah Herodotus (ca. 484-425 SM), Thucydides (ca. 456-396 SM), dan Polybius (ca. 198-117 SM).

Penulis sejarah Romawi adalah Julius Caesar (100-44 SM), Sallustius (ca. 86-34 SM), Livius (59 SM-17 M), dan Tacitus (ca. 55-120 M).
Sejarah Penulisan Sejarah: Dari Zaman Yunani Sampai Abad XX
Sejarah Penulisan: Dari Zaman Yunani Sampai Abad XX

Zaman Kristen Awal dan Zaman Pertengahan
Kemenangan kristen di eropa mempunyai pengaruh yang luas, termasuk dalam penulisan sejarah. Kebudayaan yunani dan romawi yang bersifat paganisme dan bertumpu pada kekuatan akal dianggap hasil setan dan ditolak, digantikan oleh kebudayaan kristen yang bertumpu pada agama dan supernaturalisme. Sejarah dan teologi tidak dapat dipisahkan.

Penulisan sejarah di eropa pada zaman kristen awal dan zaman pertengahan mempunyai dua pusat yaitu, gereja dan negara, dengan pendeta dan raja sebagai pelaku utama.

Hasilnya berupa annals, chronicles, sejarah umum dan biografi.

Annals, adalah catatan peristiwa penting, biasanya dalam kalimat pendek
Chronicles adalah melukiskan peristiwa yang lebih luas
Sejarah umum bersifat sistematis dan disusun berdasarkan topik
Biografi ditulis berdasarkan pengalaman, biasanya oleh orang yang ditugaskan untuk itu.

Abad XVI: Zaman Renaissans, Reformasi dan Kontra-Reformasi
Para penulis sejarah renaissans mencerminkan cita-cita renaissans yang melihat semangat pagan dan kebudayaan klasik yunani-romawi sebagai model. Teologi tidak lagi menjadi fokus dan lukisan tentang keajaiban telah berkurang. Tetapi jangan dibayangkan itu sama dengan semangat kebudayaan modern. Renaissans melihat ke belakang, sedangkan kebudayaan modern melihat ke depan. Pada umumnya historiografi zaman ini menggunakan bahasa latin.

Zaman renaissans, reformasi dan kontra reformasi yang berlangsung kurang lebih pada abad ke 16 mempunyai tema yang sama, sekalipun dengan alasan yang berbeda, dengan zaman sebelumnya yaitu sejarah agama dan sejarah politik.

Abad XVII: Zaman Penemuan Daerah Baru
Penemuan daerah-daerah baru pada abad ke-15, ke-16, dan ke-17 mempunyai pengaruh penting bagi perkembangan historiografi eropa. Hampir seluruh bangsa eropa yang mempunyai akses ke laut menyumbang pertumbuhan historiografi. Pada zaman ini sejarah sosial menjadi tema utama.

Abad XVIII: Zaman Rasionalisme dan Pencerahan
Rasionalisme pada abad ke-17 sebagaimana dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650) dari prancis, francis bacon (1561-1626) dari inggris, dan baruch spinoza (1632-1677) dari belanda, baru mempengaruhi historiografi pada abad ke-18. Sikap universal kaum rasionalis telah meluaskan pandangan orang eropa secara geografis. Topik yang sesuai dengan pandangan universal itu ialah sejarah peradaban. Ada 3 aliran utama yaitu yang radikal yang dipelopori oleh Voltaire, yang moderat dan konservatif dipelopori oleh Montesquieu, dan yang sentimental dipelopori oleh Rousseau.

Abad XIX: Zaman Romantisisme, Nasionalisme, dan Liberalisme
Historiografi dalam abad XIX ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) penghargaan kembali pada zaman pertengahan, (2) munculnya filsafat sejarah, (3) munculnya teori “orang besar”, (4) timbulnya nasionalisme dan (5) munculnya liberalisme sebagai akibat revolusi inggris pada abad ke-17, revolusi amerika, revolusi prancis, perang kemerdekaan prusia, dan revolusi pada 1830 serta 1848.

Akhir Abad XIX dan Abad XX: Sejarah Kritis dan Sejarah Baru
Sejarah baru menekankan pentingnya ilmu-ilmu sosial. Kalau historiografi klasik menekankan rhetorik, sedangkan historiografi modern menekankan kritik, maka sejarah baru menekankan ilmu sosial. Sejak itu ada pendekatan kembali sejarah dan ilmu-ilmu sosial.

Sekalipun ada kecenderungan balik yang menekankan sejarah naratif, seperti pada sejarah mentalitas dan sejarah kebudayaan, jadi sejarah kembali pada rhetorik, tetapi pendidikan ilmu sosial tetap penting.

Referensi:
Kuntowijoyo, 2001, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Yayasan Bentang Budaya
Kasdi Aminuddin, 2005, Memahami Sejarah, Surabaya, UNESA University Press

1 komentar:

Dave Thames said...

Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

Post a Comment