Optimalisasi Pengelolaan DAS Garang

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang dibatasi oleh igir topografi yang berfungsi menerima, menyimpan, dan mengalirkan air, sedimen, dan unsur hara dan mengeluarkannya melalui outlet tunggal (Seyhan, 1977). Eksistensi DAS sangat penting dalam kehidupan, dimana hubungan antara daerah hulu, tengah, dan hilir saling mempengaruhi. Akhir-akhir ini timbul kekhawatiran semakin meningkatnya kerusakan berbagai daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia, tak terkecuali di DAS Garang. Menurut Liesnoor (2009) diantara masalah yang cukup dianggap mendesak dan perlu penanggulangan serius adalah semakin kritisnya keadaan tata air dan lingkungan sungai yang ditandai dengan semakin besarnya angka rasio antara debit maksimum pada musim hujan dengan debit minimum pada musim kemarau, serta semakin mundurnya nilai produktivitas lahan terutama pada DAS bagian hulu.

Kelangkaan Air di Indonesia

Sejak tahun  2003 terdapat 77% kabupaten/kota di Jawa yang memiliki defisit air selama 1-8 bulan dalam setahun. Sedangkan sebanyak 36 kabupaten/kota defisit air 5-8 bulan dalam setahun (Suara Merdeka, edisi 31 Agustus 2012). Lebih lanjut dijelaskan bahwa defisit air terjadi selama tujuh bulan pada musim kemarau. Sedangkan surplus air berlangsung lima bulan pada saat musim penghujan. Pada tahun 2020 yang akan datang, potensi air yang ada di Indonesia diproyeksikan hanya 35% yang layak dikelola, yakni 400 m3/kapita tahun. Angka ini jauh dari standar minimum dunia, yakni 1.100 m3/kapita/tahun.

Tingginya Frekuensi Banjir di Daerah Urban


Banjir merupakan natural phenomena dimana terjadi kelebihan air yang tidak tertampung oleh sistem drainase di suatu area yang akibatnya dapat menggenangi permukiman, areal persawahan, dan lain sebagainya (Lundgreen, 1986). Fenomena banjir dipengaruhi beberapa element yaitu oleh natural factor yang berupa intensitas hujan, durasi hujan, litologi batuan, kemiringan lereng dan juga dipengaruhi oleh artificial factor yaitu penggunaan lahan yang kurang tepat seperti permukiman di dataran banjir dan daerah recharge, penggundulan hutan, pembuangan sampah ke dalam drainage system dan lain sebagainya.

Bentanglahan Dataran Aluvial dan Kaki Gunungapi Merapi


Bentanglahan merupakan permukaan lahan beserta asosiasi habitatnya yang dilihat pada skala menengah (mezo-scale) dengan luas sekitar 1 km2 hingga 10.000 km2 (Huggett, 1995). Sedangkan menurut Forman dan Godron (1986) bentanglahan ialah suatu area lahan heterogen yang tersusun dari seke-lompok ekosistem yang berinteraksi. Bentanglahan mempunyai peran yang signifikan dalam kehidupan manusia sehingga keberlanjutannya sangat diharapkan. Faktor pembentuk bentanglahan antara lain topografi, batuan, tanah, air, udara, flora, fauna, dan atribut-atribut pengaruh manusia. Antar faktor tersebut terjadi interaksi interrelationship (saling berhubungan) dan interdependence (saling bergantung).

Potensi Air Tanah di Wilayah Kepesisiran Kabupaten Cilacap


Air merupakan kebutuhan yang paling pokok yang sifatnya untuk memenuhi kebutuhan  hidup tanaman, hewan, dan manusia. Jumlah kualitas air bersih di bumi dapat memenuhi semua kebutuhan populasi manusia jika ketersediaanya itu tersebar merata dan kapasitasnya dapat diambil (Davie, 2007). Ketersediaan air di suatu daerah adalah sangat krusial, tanpa air mungkin tidak ada kehidupan dimuka bumi ini. Air yang melimpah belum tentu dapat dimanfaatkan dan belum tentu dapat mensejahterakan penduduk suatu daerah, karena masih ada faktor kualitas air yang mejadi bahan pertimbangan untuk dapat dikonsumsi terutama dikonsumsi oleh manusia.

Metode Pembelajaran di Sekolah: Konvensional-Inovatif


Permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masih rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan (Hanifah dan Suhana, 2009). Rendahnya mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Guru berperan penting untuk kesuksesan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru merupakan salah satu komponen sumber daya manusia yang harus diberi pengetahuan dan keterampilan secara kontinyu dan berkesinambungan dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya. Sehingga di dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sehingga dapat tepat sasaran pada tujuan yang diharapkan.

Morfodinamika Wilayah Pesisir Kabupaten Kendal


Seperti yang dikatakan oleh Thornbury dalam buku nya “Principles of Geomorphology” pada Hukum Uniformitarian ke-1, bahwa proses yang terjadi pada saat ini juga terjadi pada masa lampau dan akan terjadi pada masa yang akan datang dengan intensitas yang tidak selalu sama. Sedangkan pada Hukum Uniformitarian ke-3, bahwa proses yang terjadi di permukaan bumi ini akan meninggalkan bentuk yang khas pada permukaan bumi. Dari hukum tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk memperkirakan kejadian yang pernah terjadi pada masa lampau, yang bentuk-bentuk lahanya mempunyai karakteristik yang khas.