Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)
Dalam bahasa inggris terdapat perbedaan istilah DAS yang digunakan oleh
Amerika dan oleh Eropa. Istilah DAS di Amerika menggunakan istilah watershed
dan river basin, sedangkan di Eropa menggunakan istilah cathment.
Istilah sungai di negara-negara barat dibedakan menurut bentuknya,
sehingga istilah sungai dapat dikatakan one for one. Secara jelas dapat
kita fahami istilah sungai di negara-negara barat, dari yang terbesar sampai
yang terkecil, yakni River, Stream, Channel, Creek, Gully, dan Riil.
Berbeda dengan di Indonesia, semua sungai dianggap sama walaupun bentuk dan
ukurannya berbeda, sehingga istilah sungai dapat dikatakan one for all.
Istilah Daerah Aliran Sungai yang berada di Indonesia juga berbeda-beda dalam
penyingkatan kata, hal tersebut dikarenakan setiap instansi tertentu mempunyai
singkatan sendiri-sendiri, sehingga singkatan Daerah Aliran Sungai yang ada di
Indonesia terdapat 7 singkatan, antara lain:
1. Daerah Pengaliran Sungai (DPS)
2. Daerah Aliran Sungai (DAS)
3. Wilayah Daerah Aliran Sungai (WIDAS)
4. Wilayah Sungai (WS)
5. Satuan Wilayah Sungai (SWS)
6. Daerah Aliran Sungai dan Sekitarnya (DAS DS)
7. Daerah Tangkapan Air (DTA)
Perbedaan antara DAS, sub DAS, dan DTA yakni: disebut DAS, jika sungai
masuk ke laut; disebut Sub DAS, jika sungai masuk sungai; dan disebut DTA, jika
sungai masuk water bodies / statis water (danau, rawa, dan
waduk). Adapun luas DAS terbesar yakni 26.000 hektar, sedangkan luas DAS
terkecil yakni 5.000 hektar.
Indonesia mempunyai 17.000 sungai, dan diklasifikasikan oleh Totok
Gunawan menjadi 5 kelas DAS, antara lain:
1. DAS sangat besar : ≥ 1.500.000
hektar
2. DAS besar : 1.000.000 –
1.500.000 hektar
3. DAS sedang : 500.000 –
1.000.000 hektar
4. DAS kecil : 10.000
– 500.000 hektar
5. DAS sangat kecil : ≤ 10.000
hektar
Ciri-ciri DAS
Adapun penamaan DAS biasanya diambil dari nama sungai yang terkenal atau
diambil dari nama desa yang terkenal. Pelaksanaan pembangunan harus berbasis
DAS, karena DAS itu sendiri sering mencakup antar negara, antar provinsi, antar
kabupaten, dan antar kecamatan. Selain itu, agar dapat mengelola bersama dalam
satu sistem. Negara-negara yang sudah mengelola DAS dengan baik yakni Malaysia,
Singapore, dan Thailand.
Namun demikian, pengelolaan DAS secara bersama, tentunya mempunyai
kelemahan dan keunggulan. Keunggulannya adalah pengelolaan tersebut dapat
ditangani secara bersama-sama dan mudah dikontrol, sedangkan kelemahannya
adalah belum atau tidak terintegrasi antar sektor.
Adapun ciri-ciri DAS adalah:
- Mendeliniasi batas DAS
- Dibatasi puncak-puncak atau igir-igir pegunungan atau perbukitan
- Sistem sungai bersifat fungsional
- Melalui outlet tunggal
Contoh pola DAS dapat dilihat pada Gambar 1, dimana setiap ujung sungai,
sungai / sub DAS mempunyai orde 1 sampai 3.
Pengertian DAS
DAS adalah wilayah daratan yang berfungsi menampung, meresapkan, dan
menyimpan air, serta air yang terdapat dipermukaan dialirkan. Menurut
Sudjarwadi (1985) yang dinamakan DAS adalah suatu wilayah kesatuan ekosistem
yang dibatasi oleh pemisah topografi dan berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan
penyalur air, sedimen, dan unsur hara dalam sistem sungai dan mengeluarkannya
melalui outlet tunggal.
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang
dibatasi oleh igir topografi yang berfungsi menerima, menyimpan, dan
mengalirkan air, sedimen, dan unsur hara dan mengeluarkannya melalui outltet
tunggal (Seyhan E., 1977). Adapun konsep dan mekanisme penyusunan rencana
pengelolaan DAS berdasarkan PN Menteri Kehutanan nomor 38 tahun 2009 dan UU
hutan nomor 41 tahun 1999.
Indonesia dan
Timor Leste dibatasi oleh sungai, yakni keunggulannya adalah dapat menyatukan
wilayah antar sektor dan disiplin, dan mensinkronkan wilayah hulu dan hilir.
DAS dikelola oleh
Instansi, Pemerintah, dan semua orang. Sehingga konsep pengelolaan DAS di
Indonesia berdasarkan undang-undang nomor 37 tahun 2012, dimana pengelolaan DAS
harus terpadu dan sesuai dengan KISS, yakni koordinatif (K), integratif (I),
sinergis (S), dan sinkronisasi (S).
Karakteristik
sosio-biogeofisik DAS (Gambar 2) meliputi komponen biogeofisik (kualitas DAS;
karakteristik dan watak DAS) dan komponen sosekbud (deterministik-sistemik-dinamik-adoptif).
Peran dan
Fungsi DAS
Daerah aliran
sungai (DAS) secara morfologi dibagi menjadi 3 yaitu: hulu, tengah, dan hilir
(Gambar 3). Adapun secara fungsional DAS dibagi menjadi 3 yakni produsen
(hulu), transport (tangah), dan deposisi (hilir). Adapun secara hidrologi, DAS
dibagi menjadi 3 yakni resapan, penampungan, dan fungsi keluaran air.
Identifikasi
Masalah DAS
Masalah DAS
pada aspek biogeofisik meliputi bentuk dan luas, morfologi dan morfometri, dan
penutupan vegetasi. Sedangkan masalah DAS pada aspek sosekbud adalah tingkat
kesejahteraan penduduk (sosek), dan kearifan penduduk lokal (sosial budaya).
Referensi
Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Seyhan E.,
1977, The Watershed as an Hydrologic Unit, Utrecht: Geografisch Institut
der Rijks Universiteit Utrecht
0 komentar:
Post a Comment