Pengertian Meteorologi dan Klimatologi

Meteorologi merupakan ilmu yang mempelajari atmosfer, khususnya bagian bawah, yang mana gejala cuaca dan iklim terjadi (Prawirowardoyo, 1996). Menurut Petterssen (1958) meteorologi merupakan studi tentang proses dan keadaan atmosfer.

Cuaca dan iklim mempunyai peran yang cukup penting untuk kelangsungan makhluk hidup di bumi, namun cuaca juga mempunyai dampak negatif, misalnya cuaca ekstrim yang menyebabkan banjir, kekeringan, dan bencana alam lainnya.

Oleh karena itu, meteorologi sering dipelajari pada disiplin pertanian, kehutanan, teknik sipil, transportasi, ilmu lingkungan, geografi, dan lain sebagainya. Hal tersebut dikarenakan eksistensi meteorologi sangat penting untuk menunjang disiplin tersebut terutama berkaitan dengan cuaca dan iklim.

Klimatologi seperti halnya meteorologi, yaitu ilmu tentang atmosfer. Perbedaanya terletak pada fokus kajiannya. Meteorologi lebih menitikberatkan pada proses atmosfer, sedangkan klimatologi lebih memusatkan pada hasil proses atmosfer (Tjasjono, 1999).

Atmosfer berasal dari dua kata Yunani, yaitu atmos yang berarti uap dan sphaira yang berarti bulatan, oleh karena itu, atmosfer diartikan sebagai lapisan gas yang menyelimuti bulatan bumi (Petterssen, 1958). Cuaca merupakan keadaan atmosfer pada suatu saat, sedangkan iklim merupakan rata-rata cuaca dalam periode waktu yang panjang, minimal 10 tahun.

Pengertian meteorologi dan klimatologi secara gamblang dijelaskan oleh Tjasjono (1999) sebagai berikut: meteorologi merupakan ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di dalam atmosfer terutama pada lapisan bawah, yaitu troposfer (lihat Gambar 1). Adapun klimatologi merupakan ilmu yang mempelajari jenis iklim di muka bumi dan faktor penyebabnya.

Referensi:
Petterssen S., 1958, Introduction to Meteorology, New York, McGraw-Hill Book Company
Prawirowardoyo S., 1996, Meteorologi, Bandung, Penerbit ITB
Tjasjono B., 1999, Klimatologi Umum, Bandung, Penerbit ITB