Potensi Air Tanah di Wilayah Kepesisiran Kabupaten Cilacap
Air merupakan kebutuhan yang paling
pokok yang sifatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup tanaman, hewan, dan manusia. Jumlah
kualitas air bersih di bumi dapat memenuhi semua kebutuhan populasi manusia
jika ketersediaanya itu tersebar merata dan kapasitasnya dapat diambil (Davie,
2007). Ketersediaan air di suatu daerah adalah sangat krusial, tanpa air
mungkin tidak ada kehidupan dimuka bumi ini. Air yang melimpah belum tentu
dapat dimanfaatkan dan belum tentu dapat mensejahterakan penduduk suatu daerah,
karena masih ada faktor kualitas air yang mejadi bahan pertimbangan untuk dapat
dikonsumsi terutama dikonsumsi oleh manusia.
Air adalah obat kehidupan, tanpa air
kehidupan tidak akan mungkin. Walaupun banyak faktor lingkungan yang menentukan,
salah satu yang paling utama adalah jumlah presipitasi daripada kerapatan dan
distribusi vegetasi (Fetter, 1980). Air tanah merupakan sumber utama persediaan
air diseluruh bumi. Penggunaannya dalam irigasi, industri, kotamadya, dan
permukiman kota terus-menerus mengalami peningkatan (Todd, 1980). Air tanah
merupakan satu porsi sistem sirkulasi air permukaan bumi yang diketahui sebagai
siklus hidrologi. Secara praktis air
tanah berasal dari air permukaan. Sumber imbuhan utamanya adalah
presipitasi, aliran sungai, danau, dan reservoir atau waduk. Kontribusi lain
yang diketahui seperti resapan buatan, akses irigasi, rembesan dari saluran,
dan air yang dengan sengaja diterapkan untuk memperbesar persediaan air tanah
(Todd, 1980).
Pada prinsipnya sistem air tanah pada
akuifer akan mengalir dari daerah recharge
ke daerah discharge. Aliran tersebut
paling lama 1 meter/tahun sedangkan paling cepat 10 meter/hari. Hal ini
dipengaruhi oleh kondisi batuan yang menyimpan dan mengalirkan air tanah.
Dibeberapa daerah tentunya mempunyai sistem akuifer yang berbeda-beda
tergantung kondisi litologi, curah hujan, geologi, batuan, tekstur,
permeabilitas, porositas, geomorfologi, hidrogeomorfologi. Sehingga sering
dijumpai dibeberapa daerah yang kekurangan air tanah, dan ada juga yang potensi
air tanahnya tinggi. Ada juga yang muka air tanahnya dangkal dan ada juga yang dalam.
Wilayah pesisir kabupaten Cilacap merupakan
pusat industri yang tumbuh dan terus berkembang. Kondisi ini menjadikan wilayah
pesisir kabupaten Cilacap dan sekitarnya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang
mengesankan dengan segala dampak positif dan negatifnya. Salah satu dampak
pertumbuhan yang pesat di wilayah pesisir kabupaten Cilacap adalah akan
munculnya tekanan terhadap keberlanjutan pemasukan sumberdaya air, khususnya
pasokan air tawar. Keberadaan air tanah di daerah tersebut belum banyak
mengalami perubahan (Rachmat, A., (TT)). Sampai saat ini di daerah tersebut
belum terjadi intrusi air laut sehingga perlu diketahui seberapa besar potensi
air tanah yang ada di wilayah pesisir kabupaten Cilacap.
Kabupaten Cilacap terletak dibagian
selatan pulau Jawa yang terletak antara 108 4’30’’–109 30’30’’ BT dan 7 30’–7
45’20 LS. Secara administratif berbatasan dengan kabupaten Brebes disebelah
utara, kabupaten Kebumen dan Banyumas disebelah timur, samudera Hindia
disebelah selatan, dan kabupatem Ciamis dan Subang disebelah barat. Luas
wilayah kabupaten Cilacap 2.138,50 km2 atau 213.850,288 ha.
Penggunaan lahan didominasi oleh persawahan kemudian oleh kebun, tegalan, dan
padang rumput (Handayani, B., 2005).
Di daerah ini terdapat endapan kuarter
yang terdiri dari lempung, lanau, pasir, kerikil, dan kerakal dan juga terdapat
endapan marin yang umumnya disusun oleh pasir. Lapisan kuarter ini sebagai
akuifer daerah Cilacap dan sekitarnya. Wilayah pesisir kabupaten Cilacap mempunyai
lapisan kuarter yang relatif tipis dan hanya ada akuifer yaitu akuifer unconfined (akuifer tidak tertekan). Ketebalan
akuifer bervariasi mulai dari 2-18 meter, hal ini menyebabkan air tanah di
wilayah pesisir Cilacap fluktuasinya tinggi tergantung pada musin hujan dan
musim kemarau. Air tanah di daerah Cilacap hanya dipergunakan untuk kebutuhan
domestik, sementara untuk industri dan PDAM mengandalkan dari sungai Serayu.
Pengambilan air tanah tidak mempengaruhi fluktuasi muka air tanah, akan tetapi
yang mempengaruhi fluktuasi muka air tanah di daerah ini adalah musim (Rachmat,
A., (TT)).
Untuk lebih jelasnya silahkan download DISINI
Referensi:
- Fetter, 1980. Applied Hydrogeology. Columbus. Charles E. Merrill Publishing Company
- Handayani, B., 2005. Perkembangan Pusat Sub Wilayah Pembangunan di Kabupaten Cilacap. Tesis. Universitas Diponegoro
- K.R., Preeja, et. al. 2011. Identification of Groundwater Potential Zones of a Tropical River Basin (Kerala, India) Using Remote Sensing and GIS Techniques. J. Indian Soc. Remote Sens. 22 February 2011
- Rachmat, A. (Tanpa Tahun). Pemompaan Air Tanah Optimum di Pesisir Selatan Cilacap. Artikel. Pusat Penelitian Geoteknologi. LIPI
- Raghunath. 2006. Hydrology, Principles-Analysis-Design. New Delhi. New Age International Publiser
- Tim Davie. 2007. Fundamentals of Hydrology. London and New York. Routledge
- Todd. 1980. Groundwater Hydrology. New York. John Wiley & Sons
0 komentar:
Post a Comment