Bentanglahan Dataran Aluvial dan Kaki Gunungapi Merapi


Bentanglahan merupakan permukaan lahan beserta asosiasi habitatnya yang dilihat pada skala menengah (mezo-scale) dengan luas sekitar 1 km2 hingga 10.000 km2 (Huggett, 1995). Sedangkan menurut Forman dan Godron (1986) bentanglahan ialah suatu area lahan heterogen yang tersusun dari seke-lompok ekosistem yang berinteraksi. Bentanglahan mempunyai peran yang signifikan dalam kehidupan manusia sehingga keberlanjutannya sangat diharapkan. Faktor pembentuk bentanglahan antara lain topografi, batuan, tanah, air, udara, flora, fauna, dan atribut-atribut pengaruh manusia. Antar faktor tersebut terjadi interaksi interrelationship (saling berhubungan) dan interdependence (saling bergantung).

Bentanglahan mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan preferensi land use, sehingga dalam pemanfaatan lahan akan sesuai dengan kemampuan lahannya. Perubahan penggunaan lahan diperbolehkan jika tidak menimbulkan permasalahan baru. Oleh karena itu diperlukan perencanaan bentanglahan guna sebagai antisipasi terhadap perubahan penggunaan lahan yang over-estimate dan pada akhirnya akan menimbulkan degradasi lahan.

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah propinsi yang mempunyai 7 bentanglahan yakni bentanglahan vulkanik, struktural, denudasional, solusional, aluvial, marin, dan eolin (Sutikno, 1996). Sehingga eksistensi Daerah Istimewa Yogyakarta tidak hanya istimewa dalam aspek culture saja tetapi juga istimewa dalam aspek bentanglahan juga. Untuk itu penulis menjadi tertarik untuk mengkaji mengenai bentanglahan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakrta terkait dengan potensi dan permasalahan yang ada pada bentanglahan tersebut dalam hal ini berbasis ekologi dengan fokus kajian pada bentanglahan dataran kaki gunungapi merapi dan dataran aluvial yang mana pada bentanglahan ini banyak terjadi problematika yang komplek.
Untuk lebih jelasnya silahkan download DISINI

Referensi:
  1. Forman R.T.T. and Godron M., 1986. Landscape Ecology. New York. John Wiley & Sons
  2. Gustiar dan Suhirman A., 1993. Peta Geologi Tata Lingkungan Lembar Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta-Jawa Tengah Skala 1:100.00. (Peta). Bandung. Direktorat Geologi Tata Lingkungan
  3. Rahardjo W., Sukandarrumidi, Rosidi H.M.D., 1995. Peta Geologi Lembar Yogyakarta, Jawa Skala 1:100.000. (Peta). Bandung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
  4. Sutikno. 1996. Geomorphology of Yogyakarta Area and Its Surrounding Proposed as Geomorphological Field Laboratory. Indonesian Journal of Geography. Vol. 28, No. 71, June 1996

0 komentar:

Post a Comment