Metode Pembelajaran di Sekolah: Konvensional-Inovatif
Permasalahan
pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masih rendahnya mutu
pendidikan pada setiap jenjang pendidikan (Hanifah dan Suhana,
2009). Rendahnya mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya adalah proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan
proses pembelajaran yang berkualitas. Guru berperan penting untuk kesuksesan dalam
pembelajaran. Oleh karena itu, guru merupakan salah satu komponen sumber daya
manusia yang harus diberi pengetahuan dan keterampilan secara
kontinyu dan berkesinambungan dalam
usaha meningkatkan kualitas sumber daya. Sehingga di dalam proses belajar
mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif
dan efisien sehingga dapat tepat sasaran pada tujuan yang diharapkan.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Sanjaya, 2006).
Belajar adalah
proses yang menyebabkan adanya perubahan dalam pengetahuan dan perilaku manusia sebagai hasil latihan, pendidikan dan pengalaman. Siswa
akan lebih menghayati dan memahami jika siswa aktif mengalami sendiri. Artinya,
semakin banyak aktivitas siswa maka akan semakin dalam pula materi yang
diperolehnya.
Pembelajaran dilandasi dengan kewajiban
seorang guru yang berperan penting terhadap terlaksanakannya proses belajar
mengajar di kelas dan keberhasilan guru biasanya diukur dari kompetensi yang
dimilikinya serta perolehan hasil belajar siswa. Pada prinsipnya guru mempunyai
karakteristik yang berbeda satu sama lain sehingga diperlukan adanya standar
kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap satuan mata pelajaran sebagai upaya
penyamarataan persepsi antar guru terhadap materi-materi pelajaran yang ingin
disampaikan kepada siswa. Dari situlah diukur kemampuan guru dalam mendesain
indikator sebagai parameter untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi
pelajaran. Kemudian guru juga dituntut untuk membuat dan mendesain metode atau
model pembelajaran yang akan diterapkan di kelas supaya kegiatan belajar
mengajar di kelas terorganisir secara sistematis pada nantinya. Hal demikian
merupakan tugas utama guru diawal tahun ajaran baru dimana guru mempunyai andil
yang sangat besar dalam menyusun, merencanakan dan mengestimasi perangkat
pembelajaran selama setahun yang akan datang.
Sering dijumpai di beberapa sekolah
adanya perangkat pembelajaran yang masih acak-acakan, karena pada umumnya asumsi
guru bahwa perangkat pembelajaran kurang begitu penting dalam hal pencapaian
hasil belajar. Guru lebih banyak memusatkan perhatiannya terhadap kegiatan
belajar mengajar di kelas, akibatnya kegiatan belajar mengajar kurang
terorganisir yang berimbas pada trend guru
menggunakan metode pembelajaran didalam kelas, yaitu metode konvensional. Secara
general guru masih menggunakan metode
ceramah dalam mengajar, hal ini dirasa kurang efektif dan menimbulkan rasa
bosan pada siswa karena siswa hanya diberi kesempatan sebagai pendengar setia penjelasan
dari guru sehingga terjadi one way
interaction, dan yang lebih berbahayanya lagi dapat menimbulkan verbalisme
pada siswa apabila guru dalam mengajar tidak menggunakan media
pembelajaran. Padahal pada prinsipnya
pembelajaran itu tidak hanya mentransfer ilmu saja akan tetapi menciptakan
kondisi belajar mengajar yang kondusif, harmonis, akrab, sehingga terjadi two way interaction antara guru dengan
siswa sehingga pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat hidup.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ubaidillah (2011) bahwa model pembelajaran kooperatif dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar dengan dibuktikan dengan perolehan hasil
belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan sebelum menggunakan model
pembelajaran tersebut. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hermawan
(2011) bahwa prestasi belajar siswa dapat meningkat setelah diterapkannya media
pembelajaran solar system dalam
proses belajar mengajar dikelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran inovatif dan media pembelajaran inovatif sangat berpengaruh positive terhadap hasil belajar siswa
serta dapat menimbulkan antusiasme siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.
Dengan penggunaan metode atau model
pembelajaran inovatif sebenarnya lebih efektif dibandingkan dengan metode
pembelajaran konvensional, akan tetapi untuk merubah tradisi guru tersebut
sangat sulit karena para guru sudah nyaman menggunakan metode ceramah atau
konvensional. Akan tetapi bukan berarti metode pembelajaran inovatif lebih baik
dibandingkan dengan metode ceramah, semuanya mempunyai sisi kelemahan dan sisi
keunggulan. Pada umumnya metode pembelajaran inovatif ketika diterapkan dikelas
lebih membutuhkan waktu yang lama, guru harus mempersiapkan metode tersebut dengan
matang sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar, guru juga dituntut untuk
lebih kreatif dalam menerapkan metode tersebut, sehingga apabila guru tidak
berkomptent dapat diasumsikan bahwa metode pembelajaran inovatif gagal
dilaksanakan di dalam proses belajar mengajar di kelas.
Paling tidak dalam upaya peningkatan
prestasi belajar siswa, guru mempunyai peran yang penting dalam hal pemberian
materi, pelaksanaan pembelajaran dikelas, tugas yang diberikan dan evaluasi
yang diadakan, sehingga dibutuhkan kompetensi guru yang cukup. Karena di zaman
kontemporer ini sering sekali dilakukan perubahan kebijakan oleh policy maker baik itu berupa perubahan
kurkikulum atau perubahan standar kompetensi lulusan pada ujian nasional. Ini
merupakan tugas berat seorang guru dalam mengemban tanggung jawab pada
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Sehingga diperlukan kerjasama yang baik
antara siswa-guru-orang tua murid, dalam upaya pencapaian prestasi belajar
siswa yang maksismum.
Referensi:
- Hermawan S. 2011. Komparasi Hasil Belajar Geografi antara Penggunaan Media Solar System dengan Media Grafis pada Standar Kompetensi Sejarah Pembentukan Bumi Kelas X SMA Negeri 1 Cepiring Kabupaten Kendal Tahun 2010. Skripsi Pendidikan Geografi UNNES. Semarang
- Sanjaya W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
- Ubaidillah T. 2011. Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa dalam Model Pembelajaran Kooperatif terhadap Hasil Belajar Geografi di SMA Negeri 1 Cepiring Tahun 2011. Skripsi Pendidikan Geografi UNNES. Semarang
0 komentar:
Post a Comment