Tipe Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan
perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh
karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka
perubahan perilaku harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas
pembelajaran (Anni, 2004).
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan
dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan
tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya,
daya penerimaan dan lain-lain aspek yang ada pada indivudu (Sudjana, 2004).
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan
menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang
afektif (berhubungan dengan sikap) serta bidang psikomotorik
(kemampuan/ketrampilan bertindak atau perilaku). Ketiganya tidak berdiri
sendiri tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan bahkan membentuk
hubungan hirarki.
Tipe hasil belajar bidang
kognitif
Hasil belajar kognitif berkenaan dengan pengetahuan yang
dimiliki siswa, yang tercermin dalam segi seberapa besar tingkat kefahaman
siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan di kelas. Tipe hasil belajar
kognitif di klasifikasikan menjadi beberapa bagian yang mana akan di
deskripsikan di bawah ini.
(i) Tipe hasil belajar
pengetahuan hafalan (knowledge)
Dari sudut respon belajar siswa pengetahuan itu perlu dihafal, diingat agar dapat
dikuasai dengan baik. Tipe hasil belajar ini penting sebagai prasyarat untuk
menguasai dan mempelajari tipe hasil belajar lain yang lebih tinggi.
Pengetahuan hafalan merupakan kemampuan terminal (jembatan) untuk menguasai dan
mempelajari tipe hasil belajar lainnya.
(ii) Tipe hasil belajar
pemahaman (comprehention)
Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti
dari suatu konsep. Untuk itu maka diperlukan adanya hubungan atau peraturan
antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut.
(iii) Tipe hasil belajar
penerapan (aplikasi)
Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstrakkan
suatu konsep ide, rumus, hukum dan situasi yang baru. Dalam aplikasi harus ada
konsep, teori, hukum, rumus.
(iv) Tipe hasil belajar analisis
Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu
integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang
mempunyai arti atau mempunyai tingkatan hirarki. Analisis merupakan tipe hasil
belajar yang kompleks yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar sebelumnya
yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi.
(v) Tipe hasil belajar
sintesis
Sistesis adalah lawan dari analisis bila pada analisis
tekanan pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang
bermakana pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi
satu integritas.
(vi) Tipe hasil belajar
evaluasi
Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang
nilai sesuatu berdasarkan judgement
yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya. Dalam tipe hasil belajar
evaluasi tekanan pada pertimbangan suatu nilai, mengenai banyak tidaknya,
dengan menggunakan kriteria tertentu.
Tipe hasil belajar bidang
afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe
hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti
atensi/perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai
guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain. Beberapa tingkatan
bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Tingkatan tersebut
dimulai tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkatan yang kompleks.
(i) Receiving/attending
Yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan
(stimulus) dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi,
gejala. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus,
kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
(ii) Responding atau jawaban
Yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi
yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan,
kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
(iii) Valuing (penilaian)
Yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap
gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan
menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan
kesepakatan terhadap nilai tersebut.
(iv) Oganisasi
Yaitu pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi
termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain dan kemantapan serta
prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk dalam organisasi ialah
konsep tentang nilai, organisasi dari pada sistem nilai.
(v) Karakteristik nilai atau
internalisai
Yaitu keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang yang mempengaruhi nilai dan karakteristiknya.
Tipe hasil belajar
psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk
ketrampilan dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan ketrampilan
yaitu sebagai berikut:
1. Gerakan refleks
(ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar).
2. Ketrampilan pada
gerakan-gerakan dasar.
3. Kemampuan perseptual
termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan
lain-lain.
4. Kemampuan di bidang fisik
misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.
5. Gerakan-gerakan skill mulai dari ketrampilan sederhana
sampai pada ketrampilan yang kompleks.
6. Kemampuan yang berkenaan
dengan non decursive komunikasi
seperti gerakan ekspresif, interpretatif.
Menurut Sudjana (2004) hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar
mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut:
1. Kepuasan dan kebanggaan
yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Motivasi
intrinsik adalah semangat juang untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa
itu sendiri.
2. Menambah keyakinan akan
kemampuan dirinya
3. Hasil belajar yang dicapai
bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilaku
bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk
memperoleh informasi dan penetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk
belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
4. Hasil belajar diperoleh
siswa secara menyeluruh.
5. Mencakup ranah kognitif,
pengetahuan atau wawasan; ranah afektif atau sikap dan apresiasi; serta ranah
psikomotorik, ketrampilan atau perilaku.
6. Kemampuan siswa untuk
mengontrol atau menilai dan
mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya
maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Referensi:
Anni C. T., Rifa’i A., Purwanto E., Purnomo
D., 2004, Psikologi Belajar, Semarang, UPT MKK UNNES
Sudjana N., 2004, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT. Remaja Rosdyakarya
0 komentar:
Post a Comment