Pencemaran Air Tanah Akibat Aktivitas Pertanian, Industri, dan Pertambangan

Dam Hasil Operasi Tambang
Emas di Pertambangan Yanqul
Oman (Abdalla, et.al., 2010)
Air diantara kebutuhan yang paling pokok bahwa sifatnya yang menyediakan untuk kelangsungan hidup tanaman, hewan, dan manusia. Jumlah kualitas air bersih di dunia dapat memenuhi seluruh kebutuhan populasi manusia jika ketersediaanya itu tersebar rata dan dapat diambil (Davie, 2007). Ketersediaan air di suatu daerah adalah sangat krusial, tanpa air mungkin tidak ada kehidupan dimuka bumi ini. Air yang melimpah belum tentu dapat dimanfaatkan dan belum tentu dapat mensejahterakan penduduk suatu daerah, karena masih ada faktor kualitas air yang mejadi bahan pertimbangan untuk dapat dikonsumsi terutama dikonsumsi oleh manusia.

Variasi spasial pada kualitas air dapat dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan yang berbeda misalnya iklim, geologi, proses pelapukan, tutupan vegetasi dan antropogenik. Sering kali hal itu merupakan kombinasi faktor-faktor tersebut yang membuat isu utama pada kualitas air tertentu untuk daerah tertentu (Davie, 2007). Kualitas air menjadi tolok ukur pertama terutama kualitas air tanah guna untuk melangsungkan kehidupan manusia. Pentingnya kualitas air tersebut ternyata kurang dihiraukan oleh pihak lain seperti bidang ekonomi dan pertambangan yang ingin mengeksploitasi dan mengeksplorasi sumberdaya alam di suatu daerah. Alhasil mereka mengorbankan lingkungan air yang berimbas pada pencemaran air tanah. Hal ini telah banyak terjadi pencemaran-pencemaran air di banyak negara di dunia oleh logam berat maupun non logam berat yang mencemari lingkungan air seperti arsenik, sianida, nitrat, hidrokarbon aromatik polinuklir (PAHs).

Pencemaran arsenik pada air minum merupakan keprihatinan lingkungan yang tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir, surat kabar memusatkan pada persoalan ini terutama pada peristiwa keracunan arsenik secara besar-besaran di luar negeri seperti di Bengal, Taiwan, Chile, dan Argentina, di Eropa dan Amerika. Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa arsenik dapat menyebabkan sejumlah penyakit yang berbeda terutama kulit, paru-paru, dan penyakit kanker kandung kemih (Angelone, et.al., 2009).


Penyulingan minyak tanah menyumbang pembuangan gas, zat cair, dan zat padat pada lingkungan. Beberapa pembuangan tersebut, dapat mengandung komponen racun seperti hidrokarbon aromatik polinuklir (PAHs). PAHs tersebut menjadi pencemar yang riil yang ditemukan di dalam campuran minyak mentah, dan juga ditemukan pada pembakaran yang belum selesai pada batu bara, gas, kayu, tembakau dan daging karbonil. Beberapa PAHs diklasifikasikan oleh WHO, ATSDR, dan Dionex sebagai segala sesuatu yang menyebabkan kanker (Ogbuagu et.al., 2011). Penggunaan sianida (CN) yang dicirikan dengan mudah menguap, mengandung racun, dan bau busuk pada pertambangan emas hampir tidak disebut dalam kepusatakaan dan sisanya sedang diperdebatkan. Envinronmentalist menentang pemakaian sianida karena kemungkinan besar itu merupakan ancaman lingkungan yang serius, sebaliknya ekonom dan ahli geologi pertambangan setuju dengan pemakaianya untuk menggali kapasitas ekonomi (Abdalla, et.al., 2010).


Dampak negatif yang dihasilkan dari pertambangan batu bara, emas, minyak bumi, dan lain-lain ternyata sangat mengerikan. Ini menjadi problematika yang berkepanjangan terutama pada lingkungan air tanah di suatu daerah. Padahal disatu sisi air tanah sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia, hewan, tumbuhan. Apabila tercemar, itu menjadi suatu hal yang sangat merugikan. Oleh karena itu, penulis menjadi tertarik untuk menganalisis secara diskripstif mengenai pencemaran lingkungan terutama lingkungan air yang mana event ini sering terjadi di beberapa negara dan hal ini menjadi masalah besar bagi dunia. Akan tetapi deskripsi tersebut tidak menjelaskan seluruh pencemaran diberbagai bidang, dalam makalah ini hanya terbatas pada pencemaran yang telah diakibatkan oleh aktivitas pertanian, oleh aktivitas industri dan oleh aktivitas pertambangan. Dengan alasan bahwa pencemaran sering ditimbulkan oleh ketiga aktivitas tersebut, sehingga dalam hal tersebut menjadi fokus kajian dalam makah ini. Untuk selengkapnya silahkan download makalahnya disini.


Referensi:

Abdalla, et.al. 2010. Syanide from Gold Mining and its Effect on Groundwater in Arid Areas, Yanqul Mine of Oman. Environ Earth Sci (2010) 60: 885-892

Angelone, et.al. 2009. Influence of Hydrostratigraphy and Structural Setting on Arsenic Occurence in Groundwater of The Cimino-Vico Volcanic Area (Central Italy). Hydrogeology Journal (2009) Vol. 17, hal 901-914

Davie T., 2007. Fundamentals of Hydrology. London and New York. Routledge

Ogbuagu, et.al. 2011. Determination of the Contamination of Groundwater Sources in Okrika Mainland with Polynuclear Aromatic Hydrocarbons (PAHs). British Journal of Environment & Climate Change. 1 (3): 90-102, 2011

0 komentar:

Post a Comment