Cara Menjadi Guru Bahagia

Wahai, rekan-rekan Guru yang jiwanya sudah lelah tapi senyumnya harus tetap sumringah.

Maukah saya kasih tahu sebuah resep rahasia untuk menjadi guru yang bahagia? Demi mengejar kesejahteraan mental disaat kesejahteraan fisik susah diraih?

Garansi, resep ini bisa menyelamatkan kewarasan pribadi Anda!

Maksudnya gimana? 
Coba baca sampai habis.

Inilah resep rahasia untuk menjadi guru bahagia : 

1️⃣ Fokus Mengajar Saja: The Power of Ignorance

Lupakan slogan muluk-muluk tentang Guru Inovatif, Guru Kreatif, Guru Penggerak, atau Agen Perubahan. 
Tugas Anda, wahai guru budiman, sangat sederhana: Masuk kelas, mengajar, keluar kelas, pulang. 
Jangan pernah mau terlibat dalam hal-hal di luar itu. Rapat kurikulum? Skip. Panitia tujuh belasan? Tolak halus. Mengurus inventaris sekolah? Itu urusan Bu Bendahara. Data-data sekolah? serahkan ke operator Dapodik. 

Dengan membatasi diri hanya fokus pada kepentingan mengajar, Anda bisa mengurangi beban mental hingga 70%. 
Biarkan kepala sekolah dan tim nya yang stres memikirkan akreditasi atau target Rapor Pendidikan. Anda cukup bahagiakan diri dengan hanya memikirkan di mana letak ruang guru, dimana letak ruang kelas, dan jam berapa harus pulang. 

Inilah bahagia yang fundamental : kebahagiaan yang tercipta dari ketidaktahuan yang disengaja.

2️⃣ Akali Administrasi dengan Copy-Paste dan Memerintah AI

Administrasi—itulah monster pemakan waktu dan jiwa guru. Modul Ajar, RPP, perangkat asesmen—semua menuntut keautentikan yang konyol. Padahal, yang terpenting bagi atasan Anda hanyalah “keberadaan” dokumen tersebut. Yang penting ada. Sudah itu saja. 

Untuk urusan macam ini, Jadikan AI (ChatGPT, Gemini, Bing, dsb.) sebagai asisten pribadi. Tinggal Ketik prompt, tunggu 30 detik, lalu print. Maka kelengkapan Administrasi sudah aman!

Atau gunakan Spirit Gotong Royong. Caranya, Copy-paste dari teman sekolah lain. Ini kan bentuk kolaborasi otentik sesama pendidik juga.
Mengapa harus membuat dari nol jika 99% isinya sama? Administrasi yang rapi, meski hasil plagiasi massal, tetap membuat Anda nyaman saat supervisi. Kesejahteraan batin jauh lebih penting daripada orisinalitas dokumen.

3️⃣ Ciptakan Komunitas Kecil yang Bahagia (Eksklusif)

Jika Anda bertugas di sekolah yang penuh rekan kerja toxic —yang hobinya mengeluh, menjelekkan, atau sok sibuk—segera lakukan “isolasi diri sosial yang terencana” demi kesehatan mental Anda.

Caranya? Kumpulkan 2-3 guru yang frekuensi malasnya sama dengan Anda. Jangan bahas kurikulum atau administrasi yang tidak penting. Bahas lah diskon terbaru, resep masakan, serial Netflix terbaru, drakor, atau keseruan liga Inggris.

Ini adalah cara ampuh menciptakan kebahagiaan di tengah lautan toxic. Bikin dunia sendiri. 

4️⃣ Haramkan Jabatan: Avoid Leadership at All Costs

Di dunia guru, jabatan itu ibarat “kutukan yang dibungkus pujian."

Ketua Organisasi/Komunitas/KKG/MGMP? Itu hanya menambah meeting, chat grup WA yang tidak penting, selfie di depan spanduk, bikin acara-acara. Yang dampaknya tidak ada. Katanya untuk memotivasi guru untuk berkembang. Padahal Energi Anda hanya akan terbuang untuk menjadi penyemangat bagi orang lain yang sebenarnya tidak punya motivasi sama sekali. 

Menjadi Kepala Sekolah? Jauhi secepatnya! Jabatan ini adalah tiket masuk ke dunia politik lokal yang gelap, di mana Anda harus menjilat, berurusan dengan birokrasi yang ribet, dan menanggung dosa administrasi yang dibuat oleh semua guru yang mengikuti resep rahasia ini.

—— 
Akhir kata, Kebahagiaan sejati seorang guru bukan pada kekuasaan, keaktifan, inovasi dan kreativitas. Tapi pada kemampuan untuk bercengkerama dengan teman sefrekuensi, pulang tepat waktu, berkumpul bersama keluarga, dan tidak diganggu di akhir pekan. Biarkan orang lain melakukan hal-hal di luar itu. Anda cukup siapkan modul hasil AI tadi dan nikmati hidup tenang.

Inilah Deep Learning yang sebenarnya: belajar mendalami diri sendiri untuk tidak peduli pada hal-hal yang tidak menghasilkan cuan dan hanya memicu stress. Selamat berbahagia, Guru!

Source : Supri HS

BEBAN KERJA GURU

BEBAN KERJA GURU

Mulai tahun ajaran 2025/2026, beban kerja guru diatur lebih komperhensif dan adil melalui Permendikdasmen Nomor 11 Tahun 2025. Berbeda dengan aturan sebelumnya, guru kini diakui sepenuhnya sebagai profesional yang menjalankan berbagai peran penting dalam ekosistem pendidikan.

Di mana total beban kerja ditetapkan 37 jam 30 menit per minggu, mencakup semua aktivitas, dari merencanakan pembelajaran hingga tugas tambahan seperti pembina OSIS dan wali kelas.

Sementara dalam aturan sebelumnya, beban kerja guru dihitung hanya berdasarkan jumlah jam tatap muka, yakni minimal 24 jam hingga maksimal 40 jam per minggu.

Perubahan ini memberikan pengakuan menyeluruh atas kontribusi guru di sekolah. Aktivitas seperti membimbing, memantau perkembangan siswa, dan mendampingi proses belajar kini menjadi bagian dari beban kerja profesional seorang guru yang diakui.

#SahabatGTKPG

Program "Nyaah Ka Indung"

Program "Nyaah Ka Indung" adalah sebuah gerakan sosial yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk meningkatkan kesejahteraan kaum ibu, terutama mereka yang hidup dalam kondisi kurang beruntung. Program ini melibatkan aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai BUMD di tingkat provinsi, kota, dan kabupaten untuk mendampingi dan membantu ibu-ibu lansia.

Tujuan Program:
- Meningkatkan kepedulian dan kasih sayang kepada ibu-ibu lansia
- Memberikan bantuan ekonomi dan perhatian langsung kepada ibu-ibu lansia
- Membangun kembali adab, etika, dan budi pekerti anak terhadap orang tua, khususnya ibu

Implementasi Program:
- Program ini telah diluncurkan di beberapa daerah di Jawa Barat, termasuk Kabupaten Garut dan Kota Bandung
- ASN diwajibkan untuk mengadopsi indung asuh di lingkungan mereka
- Program ini juga akan dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika kepada anak-anak.

Dampak Program:
- Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya menghormati dan merawat ibu-ibu lansia
- Membentuk karakter anak yang lebih baik dengan menanamkan nilai-nilai moral dan etika
- Meningkatkan kesejahteraan ibu-ibu lansia melalui bantuan ekonomi dan perhatian langsung.

Alur Perencanaan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah)

Alur Perencanaan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) yang ramah melibatkan beberapa tahapan utama, yaitu:

1. Pembentukan Panitia MPLS: 
Panitia dibentuk secara resmi melalui Surat Keputusan Kepala Sekolah, terdiri dari guru dan tenaga kependidikan, dan bertanggung jawab untuk menyusun program, melaksanakan kegiatan, dan melakukan pemantauan serta evaluasi.

2. Penyusunan Program MPLS: 
Program MPLS disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip MPLS Ramah, mencakup materi pengenalan lingkungan sekolah, kurikulum, fasilitas, dan tata tertib sekolah, serta kegiatan penguatan karakter dan profil lulusan. Penyusunan program juga memperhatikan anggaran yang diperlukan tanpa pungutan.

3. Sosialisasi kepada Orang Tua/Wali Murid: 
Satuan pendidikan wajib mensosialisasikan program MPLS kepada orang tua/wali murid, mencakup tujuan MPLS, materi yang akan disampaikan, kegiatan yang akan dilaksanakan, serta mekanisme pelaporan jika terjadi masalah.

4. Aktivitas MPLS: 
Kegiatan wajib dalam MPLS meliputi penguatan karakter, pengenalan profil lulusan, pengenalan budaya sekolah, serta kegiatan lain yang mendukung adaptasi siswa baru. Kegiatan MPLS juga bisa melibatkan pengenalan ekstrakurikuler, permainan edukatif, serta kegiatan keagamaan.

Prinsip-prinsip MPLS Ramah yang harus diperhatikan adalah:

- Aman: Memastikan lingkungan sekolah aman dan nyaman bagi siswa baru.

- Edukatif: Memberikan informasi dan pengetahuan yang relevan dan bermanfaat bagi siswa baru.

- Menyenangkan: Menciptakan suasana yang ceria dan bersemangat agar siswa baru merasa betah dan termotivasi.

- Bermakna: Memberikan pengalaman yang berkesan dan bermanfaat bagi siswa baru dalam jangka panjang.

Dengan mengikuti alur perencanaan dan prinsip-prinsip di atas, diharapkan MPLS dapat berjalan dengan sukses dan memberikan dampak positif bagi siswa baru dalam proses adaptasi di lingkungan sekolah baru.