Kajian Pengembangan Wisata Alam Kalibiru

I. Pendahuluan
Pariwisata merupakan salah satu bagian yang menarik dari ilmu geografi yang mana di dalam kajiannya terdapat keterkaitan dari aspek lingkungan, keruangan, dan manusia. Dalam konteks pembangunan wilayah kajian pariwisata dapat berguna untuk pemerataan pembangunan dengan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar objek. Konsep pariwisata yang berkelanjutan, konservasi, dan pemberdayaaan serta partisipasi masyarakat lokal terhadap pemanfaatan dan pengelolaan fenomena-fenomena geografis merupakan titik awal pemikiran dari kegiatan KKL ini.

Pariwisata yang terdapat di Dusun Kalibiru ini tergolong ekowisata yakni pariwisata yang didalamnya lebih menonjolkan aspek ekologisnya dibandingkan dengan aspek yang lain, hal tersebut terlihat dari pemberian nama kawasan ini yaitu Wisata Alam Kalibiru. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan berkembangnya jenis wisata lain di dalamnya.

Variasi fasilitas yang ditawarkan di wisata alam kalibiru ini sengaja dibuat guna memberikan rasa nyaman dengan bervariasinya fasilitas yang ada. Perkembangan pariwisata di Dusun Kalibiru sampai saat ini dinilai belum secara maksimal. Salah satu alasannya adalah dukungan pemerintah dan keterlibatan masyarakat setempat yang belum terarah dan belum mempunyai program yang jelas (baku). Potensi dan masalah yang belum teridentifikasi dengan jelas dari pengembangan kawasan wisata alam Dusun Kalibiru inilah yang kemudian menjadi topik bahasan utama kegiatan KKL. Arahan pengembangan dan pengelolaan daerah wisata alam Kalibiru menjadi tujuan utama (goal) yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.

II. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan KKL ini antara lain: (i) mengidentifikasi potensi wisata alam yang ada di Dusun Kalibiru seperti karakteristik fisik daerah, kondisi sosial-eknonomi, fasilitas dusun dan obyek wisata, dan sarana-prasarana lainnya, (ii) mengetahui respon masyarakat dan stakeholder dalam pengembangan sektor pariwisata di Dusun Kalibiru, (iii) menformulasi arahan pengembangan untuk menjadikan Dusun Kalibiru sebagai salah satu objek tujuan daerah wisata di Kabupaten Kulonprogo.

III. Metode
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive random sampling, yakni pengambilan sampel dengan tujuan tertentu sesuai dengan tema kegiatan KKL. Alat dan bahan yang digunakan untuk memperoleh dan mengolah data antara lain: GPS, kamera digital, seperangkat komputer yang dilengkapi software ArcGIS 9.3., SPSS versi 1.4 dan microsoft office, lembar kuesioner dan observasi, dan peta RBI skala 1:25.000.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara: (i) observasi: yakni untuk identifikasi potensi fisik daerah, fasilitas dusun dan wisata, dan sarana-prasarana lainnya dan (ii) wawancara: yakni untuk memperoleh informasi terkait dengan persepsi dan partisipasi masyarakat, stakeholder, dan pengunjung wisata. Untuk mencapai tujuan nomor i ,teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif; untuk mencapai tujuan ke ii, teknik analisis yang digunakan adalah uji korelasi koefisien kontingensi dengan bantuan program SPSS versi 1.4; dan dari hasil tersebut dapat dijadikan dasar untuk menformulasikan arahan pengembangan wisata alam kalibiru sesuai dengan tujuan nomor iii.

IV. Hasil dan Pembahasan
Potensi Wisata Alam di Dusun Kalibiru
Wisata Alam Kalibiru secara administratif terletak di Dusun Kalibiru, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo. Secara Geomorfologis daerah ini berada di perbukitan Menoreh Kulonprogo Yogyakarta. Kondisi topografinya berbukit-bukit  diman daerah ini memiliki karakteristik fisik yang berbeda dibandingkan dengan daerah yang lainnya. Perbedaan tersebut terletak pada kondisi struktur batuan yang massive, ketebalan tanah yang tipis, dan udara yang sejuk. Keadaan yang demikian sebagai salah satu indikator lahirnya wisata alam Kalibiru.Wisata alam ini berbasis hutan kemasyarakatan yang didalamnya menawarkan atraksi dan potensi bagi wisatawan yang berkunjung, baik domestik maupun mancanegara. Penjelasan mengenai atraksi tersebut dibagi kedalam 3 bagian adalah sebagai berikut ini:

(i) Atraksi Alam: Atraksi Alam yang berada di Wisata Alam Kalibiru adalah pemandangan atau panorama. View tersebut berupa image dari Waduk Sermo. Kondisi yang demikian memberikan peluang bagi wisatawan dengan sajian pemandangan alam. Kelengkapan untuk menikmati pemandangan tersebut yaitu dengan disediakannya Gardu Pandang, yang berfungsi untuk memberikan visualisasi kepada pengunjung;

(ii) Atraksi Buatan: Flying Fox adalah sarana permainan uji adrenalin yang berada di Wisata Alam Kalibiru. Di Kawasan Kalibiru ini terdapat 2 lintasan Flying Fox yaitu 1. Jalur Trekking merupakan jalur melingkar di sepanjang kawasan Wisata Alam Kalibiru.Dengan Jalur ini wisatawan yang berukunjung dapat melakukan kegiatan olahraga dan refreshing. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui 3 jalur yaitu jalur dekat panjangnya 2-3 km, jalur menengah panjangnya 3-4 km dan jalur jauh 4-5 km. Tempat penginapan Wisata Alam Kalibiru berjumlah 6 buah;

(iii) Atraksi Budaya: Berbagai atraksi kebudayaan tersaji di Dusun Kalibiru, salah satunya adalah Kuda Lumping. Kebudayaan ini adalah seni tradisional yang menampilkan beberapa orang menari dengan menunggangi kuda dengan pakaian seragam. Kebudayaan seperti ini perlu dilestarikan agar tidak tergusur dengan zaman di era globalisasi seperti sekarang ini. Wisata Alam Kalibiru juga memiliki perpustakaan yang didalamnya berisi buku-buku yang terkait dengan kebudayaan dan adat istiadat masyarakat setempat.

Respon Masyarakat dan Stakeholder
Uji korelasi Koefisien Kontingensi menunjukan bahwa jarak dari lokasi obyek wisata alam Kalibiru mempunyai hubungan yang signifikan terhadap aktivitas wisata alam Kalibiru terhadap kehidupan masyarakat. Nilai Probabilitas menunjukan nilai kurang dari 0,05 maka dapat diartikan bawah jarak dari lokasi obyek wisata Kalibiru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas wisata alam Kalibiru terhadap kehidupan masyarakat. Hubungan positif menunjukan bahwa semakin jauh dari lokasi obyek wisata alam Kalibiru maka semakin tidak ada pengaruhnya aktivitas wisata alam Kalibiru terhadap kehidupan masyarakat. Sedangkan semakin dekat dengan lokasi obyek wisata Kalibiru maka akan semakin tinggi aktivitas wisata alam yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.

Adanya keterlibatan sebagian besar masyarakat yang tinggal di dekat obyek wisata alam Kalibiru ternyata dianggap sebagai suatu kegiatan yang mempunyai pengaruh positif kegiatan pariwisata alam Kalibiru terhadap lingkungan. Kegiatan seperti gotong royong bersama merupakan salah satu tindakan yang mendukung kebersihan dan kelestarian lingkungan terutama lingkungan yang berada disekitar obyek wisata alam Kalibiru. Dengan adanya pengaruh positif aktivitas wisata alam Kalibiru terhadap kondisi lingkungan dan kehidupan masyarakatnya, maka masyarakat mempunyai beberapa harapan terhadap pengembangan wisata alam Kalibiru. Adanya wisata alam Kalibiru bagi masyarakat diharapkan mampu mewujudkan lingkungan yang semakin lestari, perlunya penambahan atraksi buatan seperti adanya taman bermain anak, pelebaran jalan, jaminan kecelakaan, masyarakat dapat terlibat dandiuntungkan secara ekonomis, guyup rukun dan terminal transit untuk menghidupkan kegiatan ekonomi warga masyarakat yang jauh dari obyek wisata alam Kalibiru.

Formulasi Arahan Pengembangan
Pengembangan pariwisata tidak lepas dari unsur fisik maupun non fisik (sosial, budaya, dan ekonomi), maka dari itu perlu diperhatikan peranan unsur tersebut. Faktor geografi merupakan faktor yang penting untuk pertimbangan pengembangan pariwisata. Salah satu faktor yang mampu menumbuhkan serta menimbulkan variasi lingkungan alam dan budaya, sehingga identifikasi karakteristik fisik dan non fisik suatu wilayah menjadi penting dalam mengembangkan kepariwisataan adalah faktor perbedaan iklim (Sujali, 1989).

Adanya wisata alam Kalibiru bagi masyarakat diharapkan mampu mewujudkan lingkungan yang semakin lestari, perlunya penambahan atraksi buatan seperti adanya taman bermain anak, pelebaran jalan, jaminan kecelakaan, masyarakat dapat terlibat dan diuntungkan secara ekonomis, guyup rukun dan terminal transit untuk menghidupkan kegiatan ekonomi warga masyarakat yang jauh dari obyek wisata alam Kalibiru. Adanya harapan tersebut diharapkan menjadi satu sumbangan pemikiran didalam penyusunan program wisata alam Kalibiru. Akan lebih baik apabila program yang direncanakan itu sesuai aspirasi masyarakat dan diketahui oleh masyarakat secara umum. Selama ini yang terjadi ternyata masih ada beberapa masyarakat dusun Kalibiru yang belum tahu program wisata alam Kalibiru.

0 komentar:

Post a Comment